Rabu, Juli 22, 2009

Pelayanan Bank yang Kurang Menyenangkan

Entah bagaimana cara penulis sampaikan kepada pembaca yang budiman, kejadian yang penulis alami selama dua hari ini. Memang boleh dikatakan hal ini sangat sensitif tentunya karena berhubungan dengan funding. Tetapi berbicara pelayanan, nah ini yang ingin penulis uraikan pada kesempatan ini terkait apa yang penulis alami, dan ini cukup membuat penulis merasa sangat tidak puas dan kecewa atas pelayanan yang diberikan oleh oknum pegawai salah satu Bank yang ada di Kota ini. Sebut saja Bank Pembangunan Daerah yang nota benenya merupakan Bank yang bergerak di bidang pelayanan publik tapi untuk oknum yang telah memberikan pelayanan kepada penulis sepertinya belum menerapkan dengan baik konsep pelayanan publik yang baik. Dan bahkan mungkin saja memang belum difahami, terutama standar pelayanan publik, sesuai dengan Kepmenpan No. 63 tahun 2003 (63/KEP/M.PAN/7/2003).


Dari Kepmenpan tersebut, yang penulis pahami bahwa seorang pelayan publik semetinya memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggannya, mulai dari mimik atau ekspresi muka yang ditampilkan kepada pelanggan atau nasabahnya, tutur kata hingga pada perbuatan yang dilakukan terhadap pelanggannya semestinya memberikan kesan yang positif agar pelanggan merasa puas dan senang atas apa yang telah mereka peroleh, bukan justru sebaliknya, seperti yang penulis alami selama kurang lebih dua hari ini.

Sebenarnya penulis hanya ingin mencairkan dana Anggaran yang dikucurkan kepada Sekolah-sekolah yang mungkin dikenal dengan istilah Dana Pendidikan Grastis, tapi justru yang terjadi dilapangan bukannya dimudahkan dan diarahkan dengan baik, malah seolah-olah Penulis merasa dipersulit karena sikap yang ditunjukkan oleh pegawai tersebut sungguh tidak mencerminkan pemberi pelayanan prima yang baik.

Saat pertama kali penulis menghadap pada Custemer Cervice tersebut, mimiknya memang sudah tidak memberikan mimik yang ramah dan bersahabat, seolah-olah penulis merupakan beban baginya. Padahal bukankah setiap pelanggan yang datang itu semestinya diberi pelayanan dan perhatian yang baik agar memberi pencitraan yang positif dan menyenangkan bagi instansi yang bersangkutan? bukan justru memperlihatkan kondisi yang seolah-olah tidak bersahabat. Atau mungkin saja itu hanya penilaian subjektif dari penulis karena mungkin saja memang tabiat dan kebiasaan oknum tersebut memang seprti itu adanya. Ya.. itu semua belum penulis fahami. Tapi selama dua hari ini setiap penulis berhadapan dengan oknum tersebut penulis belum pernah merasakan suasana yang mencitrakan kondisi yang prima akan pelayanan yang diberikan kepada penulis selaku nasabah alias pelanggan.

Ketika penulis menyodorkan suatu berkas kepadanya, lalu diambilnya berkas itu dan langsung diletakkan didepannya dengan enteng dan dikatakannya "nanti dicarikan... oleh ...." setelah itu suasan saat itu hening karena penulis sudah mulai merasa kesal dan capek digiring sana sini belum ada kejelasan. Lalu penulis menunggu sekitar 10 menit lamanya barulah datang sosok pria yang dimaksudnya untuk mencari berkas yang diinginkan oleh pegawai yang ada di hadapan penulis saat itu. Kemudian diakatakan kepadanya "Pak tolong dicarikan berkasnya ini...!" Penulis juga masih bingung berkas apakah gerangan yang dimaksud.

Mungkin sekitar 30 menit lamanya kesana kemari, pulang-balik, mondar-mandir Bapak yang berseragam rapi tadi berusaha membongkar hampir semua berkas yang ada di Lemari Arsip, dan semua arsip yang tersimpan di sekitar pegawai yang duduk dengan segenap kesibukannya di hadapn penulis kala itu. Sambil penulis menggeleng-gelengkan kepala, lalu penulis berkata lirih pada teman yang ada di samping penulis bahwa "apakah yang mereka cari?" teman disamping saya pun hanya mengangkat kening dan bahunya pertanda kebingungan dan kejenuhannya menunggu begitu lama.

Sekitar sepuluh menit kemudian barulah penulis ketahui bahwa ternyata yang dicari adalah berkas pembukaan rekening baru di bank tersebut, padahal penulis sendiri belum pernah membuat atau menorehkan tinta dilembaran pembukaan rekening yang mereka maksud. Itupun setelah penulis sudah merasa sangat jenuh menunggu begitu lama dan juga sudah merasa kasihan melihat lelaki yang bertubuh kekar dan tinggi yang telah mondar-mandir kesana dan kemari mencari berkas yang diminta oleh wanita yang ada di depan penulis, sehingga penulis mencoba memberanikan diri untuk kemudian melontarkan perkataan kepadanya, " Maaf, kalau boleh tau berkas apakah yang dicari bu'?" Lalu dijawabnya "Berkas ...." penulis juga sudah lupa namanya... yang jelasnya bahwa yang dimaksud itu adalah berkas yang biasanya berisi keterangan nasabah saat membuka rekening baru di Bank.

Setelah itu barulah penulis berusaha untuk melanjutkan perbincangan dengan berusaha untuk tetap menjaga emosi yang dan berusaha untuk bersabar dengan kondisi yang penulis alami saat itu, dengan berkata "Seingat saya, saya belum pernah mengisi blanko dan terlebih lagi menanda tangani blanko seperti yang Ibu maksud." Kemudian CS tersebut berkata dengan mimik yang sinis bahwa "Mana mungkin Bapak memiliki nomor kalau belum pernah membuat surat permohonan?"
"Saya juga nggak tau Bu'...? justru itu saya juga cuma menerima nomor ini dari ..." Jawabku.

Akhirnya, setelah berdiskusi bebearapa saat dan bahkan diapun sempat menelpon rekan kerjanya dan menerima penjelasan darinya hingga raut mukanya pun mulai cerah pertanda bahwa dia mengerti apa yang dijelaskan oleh rekanya kepadanya. Wal hasil penulis memperoleh berkas yang berisi beberapa lembaran kertas darinya dan diminta unuk diisi dan dilengkapi dengan beberapa persyaratan yang dia tuliskan di belakang blanko tersebut.

Entah apa lagi yang akan terjadi besok saat blanko tersebut di kembalikan..... Wallahu 'alam bisshawab.

Semoga pembaca yang budiman tidak mengalami hal serupa yang penulis rasakan selama dua hari ini. Sebenarnya masih banyak yang ingin penulis tuliskan tapi penulis pikir apa yang telah penulis torehkan di atas sudah cukup.


[+/-] Selengkapnya...

Rabu, Juli 08, 2009

Catatan Kecil - Pilpres 2009 Sebuah Harapan

Hari ini tepatnya tangal 08 juli 2009, merupakan salah satu hari yang amat bersejarah bagi rakyat Negara Republik Indonesia. Kesempatan bagi seluruh rakyatnya terbuka lebar untuk berpartisipasi aktif secara langsung, dalam rangka memilih dan menentukan sosok leader bagi bangsa ini. Sekaligus sebagai penentu tongkat estapet masa depan Indonesia, bukan hanya dalam jangka waktu 5 tahun lamanya. Lebih daripada itu, yakni hingga jangka waktu yang tak tentu lamanya.

Sejarah yang terukir hari ini, tentunya sangat berpengaruh bagi kelangsungan dan kemajuan peradaban manusia negeri ini di masa yang akan datang. Karena masa depan bangsa ini sangat ditentukan sejauh mana partisipasi aktif ummatnya dalam menentukan pilihan bijaknya akan pemimpin sekaligus penentu kebijakan dan motor penggerak roda perjalanan kehidupan dalam proses pensejahteraan rakyatnya, yang mengarah kepada kemakmuran yang adil dan merata. Bukan hanya sekedar simbol alias jargon pucuk pimpinan yang berkuasa sekedar memenuhi tuntutan pribadi atau golongan, melainkan sebagai sosok penguasa sekaligus pengayom dan pelindung serta pelaksana dari segenap amanah dan aspirasi manusia yang dipimpinnya, secara arif dan bijaksana.



Kejernihan pikiran seorang pemimpin, kecerdasan dan ketepatan dalam menuangkan ide, ditopang oleh hati bersih dalam berijtihad, arif dan bijaksana dalam memutuskan, santun akhlak dan perilakunya, jujur dan wara' ucapannya, dan tawadu kehidupannya, merupakan sosok pemimpin masa depan bangsa yang diharapkan oleh segenap umat yang mendiaminya. Kendati demikian, hal ini tidak dapat bararti bagi suatu negara, jika tidak ditopang oleh keikutsertaan secara tulus dan ikhlas rakyat yang dipimpinya mendampingi dan membackup segenap kebijakan yang diambil seorang pemimpin tersebut. Karena dibalik kekuatan dan kesuksesan seorang pemimpin ada rakyat yang berdaulat.

Jadi, Pilpres kali ini merupakan sebuah harapan yang besar bagi bangsa ini untuk mengubah bukan hanya wajah suramnya, juga jati diri dan pamornya dimata dunia, bahwa Negara Indonesia mampu untuk menjadi negara yang patut untuk dipanuti, disegani dan dijadikan kiprah bagi negara-negara yang ada di belahan bumi ini.Walaupun dalam proses pelaksanaan Pilpres kali ini, masih terdapat krikil-krikil dan kendala-kendala yang mengarah pada nuansa kekurangan serta kecurangan, tetapi patut disyukuri karena masih dapat berjalan dengan baik. Tentunya kalau kita mengharapkan seuatu kesempurnaan di dalamnya, tidak bakalan kita temukan manakala suatu proses dari sebuah perjuangan yang tidak diiringi dengan tantangan. Tinggal bagaimana menjadikan tetiap tantangan yang ada khususnya di dalam pesta demokrasi ini, sebagai suatu tantangan yang bersifat pelajaran yang mengarah pada perbaikan serta perubahan positif di masa mendatang.



Seekor jerapah dan kuda sebra tidak akan terperosot pada lubang yang sama. Terlebih bagi seorang manusia yang berpikir dan berakal sehat, tentunya akan lebih hati-hati. Siapapun yang terpilih dari hasil Pemilu 2009 ini, tentunya merupakan pemimpin yang terbaik bagi bangsa ini, karena tuntu telah melalui hasil olah sadar dari hati dan pikiran kita yang telah turut berpartisipasi secara aktif maupun tidak aktif. Bagi mereka yang telah turut serta berpartisipasi secara aktif semoga apa yang menjadi pilihannya merupakan manipestasi buah pikiran jernih mereka sendiri. Dan bagi yang tidak ikut secara aktif, mudah-mudahan ketidak aktifannya mencerminkan kesepakatan atas apa yang mereka sepakati (secara aktif).



Semoga setiap pasangan yang tidak memenangkan pertarungan ini, dapat menerima kekalahan mereka secara sportif dengan lapang dada, tanpa harus saling menghasut satu sama lain. Adapun bagi yang nantinya menang dalam Pilpres ini, diharapkan mampu untuk betul-betul mengemban amanah luhur bangsa Indonesia dan segenap rakyatnya.



[+/-] Selengkapnya...

Rabu, Juli 01, 2009

Pemimpin Indonesia Masa Kini?

Menjelang pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, para calon atau kandidat yang akan bertarung di Pilpres tanggal 8 Juli 2009 mendatang, kini gencar-gencarnya mempromosikan diri, kalau dalam bahasa politiknya berkampanye, hampir di seluruh penjuru bumi pertiwi Indonesia. Ironisnya, tidaklah jarang diantara mereka yang saling serang dan saling menghujat satu sama lain.


Saling serang yang terjadi diantara para pasangan Capres dan Cawapres yang akan bertarung, kini banyak yang tidak sehat. Padahal mereka para kandidat Capres dan Cawapres tersebut telah sepakat jauh hari sebelumnya di hadapan para anggota Komisi Pemilihan Umum Indonesia, untuk bersama-sama menjujung tinggi sikap profesionalisme dan menjunjung tinggi sikap saling menghargai, serta berusaha untuk menjaga kaidah-kaidah dan norma-norma pemilihan presiden yang sedang berlangsung saat ini. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan, tidak jarang di antara mereka untuk saling menjatuhkan satu sama lain.

Pertarungan yang kini terjadi di kalangan elit politik khususnya para kandidat calon pemimpin bangsa ini bak petinju bebas yang senantiasa berusaha untuk menjatuhkan lawannya dari arah mana saja, yang terpenting bagi mereka adalah bagaimna agar lawannya terjatuh dan kalah olehnya tanpa harus berpikir baik buruknya tindakan yang dilakukannya. Akhirnya muncullah black campaign, yang sering disaksikan di negara lain, ternyata di negeri ini pun telah mulai dibudayakan, kendati bukanlah budaya leluhur dan para pejuang sejati bangsa ini.

Telah kita saksikan bersama dan bahkan hampir semua media massa yang ada di negeri ini telah menginformasikannya, mulai dari media cetak sampai kepada media elektronik dan media maya, menggambarkan betapa calon pemimpin negeri ini telah melakukan pertarungan yang sengit, hingga akhirnya tidak jarang di antara mereka yang melakukan berbagai macam cara agar lawan politiknya jatuh di hadapannya. Tidak peduli itu etis atau tidak. Mulai dari saling menyerang dari segi pewatakan, karakter, kinerja, bahkan yang lebih parahnya lagi yang saling menyerang dari sudut pandang kepribadian lawannya. Menyerang pribadi lawan tentunya bukan sikap seorang kesatria. Saling mengkritik dan saling menyerang secara sehat tidaklah mengapa, sepanjang kritikan yang dilontarkan ke lawan tersebut sifatnya membangun.

Belum lagi berbicara money politic yang juga sering marak dilakukan oleh para kandidat politik yang ingin maju sebagai pemimpin bangsa, sekaligus menjadi salah satu penyebab cacatnya kanca perpolitikan tanah. Ini juga menunjukkan betapa bobroknya akhlak sebagian besar genarasi negeri ini, yang hampir setiap tindakan yang dilakukan dan dilakoni harus dimulai dengan cara yang tidak wajar, sehingga untuk memperoleh suatu pekerjaan atau jabatan pun juga harus ditukar dan dibeli dengan uang. Memang terkadang sesuatu yang buruk ketika menjadi kebiasaan alias dibiasakan akhirnya akan menjadi hal yang tidak tabuh lagi dan bahkan sudah dianggap sebagai sesuatu yang baik bagi kacamata pelakunya. Walaupun hal tersebut sangatlah bertolak belakang dengan hati nurani mereka.

Tidak adakah jalan lain yang dapat dilakukan dalam melakukan suatu persaingan yang dapat bersaing secara sehat, dan saling menunjukkan diri sendiri apa adanya? menunjukkan performance dan itikad yang baik merupakan hal yang bijak tentunya tanpa arus menjelek-jelekkan pihak lawan yang toh belum tentu mereka lebih buruk dari yang berusaha menjatuhkan tersebut. Usaha dan aksi nyata yang bersifat solusi konkrit ke arah perbaikan dan kesejahteraan rakyat negeri inilah yang merupakan hal paling mendasar dan paling dibutuhkan. Bukan sekedar wacana dan angan-angan belaka.

Beginikah wajah pemimpin Indonesia ke depan? Seperti inikah wajah para visioner Bangsa yang Indah ini di masa yang akan datang? Adalah hal yang sungguh sangat memiriskan, kala negeri ini nantinya dipimpin oleh orang-orang yang tidak memiliki konsistensi dan integritas terhadap dirinya terlebih lagi bagi Negaranya. Harapan Bangsa ini adalah mengharapkan sosok pemimpin yang pernah ada di Jaman kejayaan Islam, yang pernah ada di Jaman keemasan islam, dimana pemimpinnya betul-betul dapat menjadi panutan dan teladan bagi segenap rakyat yang dipimpinnya.

Dimanakah Umar bin Abdul Aziz yang amanah dan penyayang dari Negeri ini? dimanakah Umar bin Khattab yang gagah berani dan penyantu dari nageri ini?. Mereka bukan hanya pernah ada di Zaman dahulu yang hanya dapat dikenang penduduk mayapada ini. Namun mereka sebenarnya ada di antara kita, akan tetapi belum tersadari dan belum menampakkan diri dengan jelas.


Hiduplah negeriku dan bangkitlah Indonesiaku. Jayalah selalu, kibarkanlah panji kebesaranmu.

[+/-] Selengkapnya...

Selasa, April 07, 2009

Pesta Rakyat Telah Tiba

Morat marit, kita saksikan di sana-sini hingga minus sepekan pemilu dilakukan para caleg beserta partainya berlomba-lomba untuk menyuarakan kebeaikan demi untuk memperoleh simpatik dari rakyat dan masyarakat. Entah itu merupakan suatu perwujudan keseriusan mereka untuk mengemban amanah rakyat dan bangsa ini ataukah hanya sekedar isapan jempol semata. Namun sebagai masyarakat biasa kita hanya dapat menyaksikan sambil menilai gerak gerik dan tindak tanduk dari mereka yang sedang berjuang untuk memperoleh kursi di Legislatif.

Sebenarnya, setiap mereka menginginkan kebaikan, setiap mereka menginginkan perubahan, namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah mereka nantinya mampu dan konsisten dengan nawaitunya atau justru berbalik arah dan justru menjadi peluncur dan penerus yang labih para dari yang mereka kritisi dan mereka gusur dari kursinya. Nah, mari kita bersama-sama berpikir sejara jernih dan bijak sebelum menentukan pilihan.

Boleh jadi saat ini semua partai dan semua caleg berani memberikan obrolan dan lantunan-lantunan kata-kata janji bak mutiara yang keluar dari bibir mereka, karena mereka menginginkan sesuatu dari masyarakat, bisa jadi saat ini mereka masih pada senyum lebar dan manis manakala bertemu dan berpapasan dengan masyarakat, kerena mereka mengharapkan goresan tinta emas di lembaran kotak suara mereka nantinya. Namun, siapa yang dapat menjamin, ketika mereka telah terpilih bahwa mereka mampu mempertahankan eksistensi senyum dan keramahan yang beberapa saat ini mereka tebar, dan siapa yang dapat meyakinkan bahwa mereka dapat istiqamah dengan kata-kata manis yang penuh harapan, yang pernah mereka lontarkan? jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Makanya saatnyalah Anda saya dia dan mereka untuk berani menilai dan berani memastikan pilihan yang tepat bagi bangsa ini, yang dapat mengemban amanah rakyat dan negara ini menuju perubahan yang cerah dan mencerahkan ke depan.


Pilihan kita saat ini sangat menentukan muka dan performance bangsa ini bukan hanya lima, 10 tahun ke depan melainkan seratus tahun ke depan, kenapa demikian? Karena kita tahu bahwa, apa yang kita lakukan saat ini tentunya akan memiliki kesinambungan dan efek yang berarti di masa yang akan datang, mereka yang nantinya terpilih pada pemilu kali ini akan membawa aspirasi dan kepentingan dari berbagai macam golongan dan kepentingan. sehingga bilamana mereka yang dipilih bukan betul-betul orang yang dapat dipercaya dan memiliki kapbilitas yang memadai untuk mengemban amanah pemilu kali ini, maka kondisi negara ini yang tengah berada dalam kondisi yang masih sangat memprihatinkan bukannya mengalami kemajuan dan perkembangan ke arah yang membanggakan, justru sebaliknya yakni menjadi semakin merosot dan terpuruk dan bahwkan boleh jadi justru menjadi semakin terbelakang. Sedangkan untuk memperbaiki suatu organisasi yang lagi bermasalah bukanlah hal yang mudah dan tidak dapat dilakukan dalam kurun waktu yang singkat melainkan memerlukan waktu yang lama dan berkesinambungan.

Terlebih lagi negara ini yang bukan merupakan organisasi yang kecil dan kacagan melainkan organisasi dunia yang besar dan patut untuk diperhitungkan di mata dunia Internasional. Karena sesungguhnya negara ini memiliki power yang sangat besar, dapat dilihat dari Sumber Daya Alamnya yang begitu kaya dan beragam, yang tidak ada satupun negara yang menyamainya, karena negara ini memiliki sumber daya alam yang hampir semua sumber daya alam yang ada di dunia ini yang tersebar di berbagai negara lainnya di belahan bumi ini telah dimiliki oleh Indonesia. Kemudian Sumber daya sainsnya yang tidak kalah dari negara-negara lain, buktinya tekhnologi pesawat masih merujuk kepada sains orang indonesia yakni apa yang telah diciptakan oleh Bapak Prof. BJ. Habibie. Hal ini juga sekaligus mewakili kemampuan dan keunggulan Sumber Daya Manusia Indonesai yang begitu banyak dan beragam, meskipun belum dimanfaatkan secara maksimal sebagaimana mestinya, sehingga negara ini masih senantiasa dipandang sebelah mata oleh dunia Internasional.

Bila mana semua elemen yang terkai dapat bekerja dan difungsikan sesuai dengan proporsisinya masing-masing, maka tentu Indonesia yang kita kenal sekarang ini tidak hanya disegani oleh dunia Internasional melaikan juga dapat menjadi negara superpower di Dunia. Oleh karena itu marilah kita bersama-sama meluangkan waktu kita untuk sejenak bersama-sama memikirkan negeri ini setidaknya berpartisipasi dalam menentukan orang-orang yang tepat untuk menjadi Aspirator dari rakyat Indonesia di Pemilu 2009 ini. Gunakan hati dan pikiran kita dalam menentukan sikap dan keputusan.


[+/-] Selengkapnya...

Minggu, April 05, 2009

MODEL KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM BENTUK KERJA SAMA KONTRAK PELAYANAN

Pengertian

Kontrak atau perjanjian adalah kesepakatan antara dua orang atau lebih mengenai hal tertentu yang disetujui oleh mereka. Ketentuan umum mengenai kontrak diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia.

Syarat kontrak

Untuk dapat dianggap sah secara hukum, ada 4 syarat yang harus dipenuhi sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia:

1. Kesepakatan para pihak
2. Kecakapan para pihak
3. Mengenai hal tertentu yang dapat ditentukan secara jelas
4. Sebab/causa yang diperbolehkan secara hukum.

Akibat dari tidak dipenuhinya syarat kontrak

Tidak dipenuhinya syarat No. 1 dan 2 di atas memberi dasar kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk memohon kepada pengadilan yang berwenang untuk membatalkan kontrak tersebut. Sementara itu, pelanggaran atas syarat No. 3 dan 4 mengakibatkan kontrak yang bersangkutan menjadi batal demi hukum.

Diadakannya Kerjasama dalam Bentuk Kontrak Pelayana

Pemerintah memberikan wewenang kepada swasta dalam kegiatan operasional, perawatan dan kontrak pelayanan pada infrastruktur yang disediakan oleh pemerintah. Pihak swasta harus membuat suatu pelayanan dengan harga yang telah disetujui dan harus sesuai dengan standar performance yang telah ditentukan oleh pemerintah. Contoh dari kontrak pelayanan ini dalam sektor air bersih dimana dari mengoperasikan WTP (water treatment plant), pendistribusian air, pembacaan meteran air, penarikan dan pengumpulan tagihan, serta operasional dan perawatan pipa. Sedangkan contoh dalam sampah adalah pengumpulan sampah, produksi dan distribusi kontainer sampah, pelayanan pembersihan di jalan, perawatan kendaraan (truk-truk), dan pelaksanaan landfill atau pelaksanaan transfer antar pos-pos pengumpul sampah.

Kegiatan Kerjasama kontrak dialakukan bertujuan untuk memberikan keuntungan yang bersifat mutual simbiosis, yakni kemudahan bagi pihak pemerintah dalam memanaj jalannya kegiatan berbagai aktifitas organisasi yang ada di Negara ini dan mengontrolnya, dan pemerintah juga dapat terbantu karena tidak harus mengerjakannya secara sendiri yang tentunya memiliki jangka waktu dalam hal penyelesaiannya, seperti contoh-contoh di atas. Sedangkan bagi pihak swasta, mereka dapat memperoleh pekerjaan dan keuntungan dari kontrak yang dilakukan dengan pemerintah, terutama dalam hal perluasan lapangan pekerjaan bagi karyawannya dan orang lain.

Disamping hal tersebut di atas, juga diharapkan dengan adanya kerjasama kontrak pelayanan bagi pemerintah dan pihak swasta, masyarakat dapat menikmati layanan dengan cepat dan tepat, karena dengan bentuk kerjasama kontrak ini kedua belah pihak tentunya masing-masing terikat dan berusaha untuk mematuhi atas segala bentuk kerja sama yang telah disepakati dalam kontrak kerjasama tersebut, sehingga memiliki cambuk dan warning bagi mereka dalam bekerja secara professional dan proporsional.

Kentungungan dan Kelemahan.

Dengan mengadakan kerjasama dalam bentuk kontrak, maka kedua belah pihak dapat bekerja dengan maksimal dan hati-hati, karena mereka telah terikat dalam sauau kontrak kerja yang saling mengikat yang telah memiliki landasan dan aturan sebagaimana dalam kitab undang-undang hokum pidana, yang jika dilanggar maka mereka dapat dikenakan sanksi atas pelanggaran yang dilakukannya tersebut.

Sebaliknya, Adapun kelemahan dari kerjasama kontrak pelayanan ialah adanya perasaan was-was dan keterikatan serta tekanan atas pekerjaan yang dilakukan, yakni bila melakukan kesalahan atau pelanggaran maka dapat memperoleh sanksi dan hukuman. Disamping itu jika terjadi tekanan maka biasa menimbulkan ketidak maksimalan kerja.

REFERENSI BACAAN

http://id.wikipedia.org/

http://dhenov.blogspot.com/

[+/-] Selengkapnya...

Selasa, Maret 03, 2009

Memaknai Perjalanan Hidup


Kilas balik dari setiap langkah kaki manusia merupakan referensi baginya untuk menuai hari esok yang lebih gemilang. Acap kali manusia tidak sadar akan perjalanan hidupnya yang kian hari kian berakhir, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia. Namun kemudian mereka justru keasikan dengan fatamorgana dunia yang kian indah dan menggiurkan hati sesaat, padahal segala yang disaksikannya dimuka bumi ini hanyalah penampakan semu, yang tiada kekal dan tiada memberi penyejuk jiwa dan qalbu, kecuali bagi mereka yang mampu memaknainya dengan sentuhan iman.

Terkadang manusia lengah dari urusannya, lalai dari tanggung jawabnya, lupa akan kodratnya dan hakikat mengapa dia diciptakan oleh Tuhannya. Sehingga wajar saja manakala manusia sering mendapat ganjaran atas kecerobohannya tersebut. Bukankah hidup ini penuh makna? ya, hidup ini memang penuh makna apabila manusia mampu mengkaji pelajaran dan sejuta misteri yang ada dalam perjalanan hidupnya semasa ia berada di muka bumi ini. 

Banyak hal yang dapat di lakukan dalam menekuni dan menelusuri perjalanan hidup ini, hanya saja manusia itu sendirilah yang tidak mau berbuat sesuai dengan kodratnya masing-masing. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya fenomena hidup manusia yang semakin pariatif dan tidak karuan, lelaki yang menyerupai wanita, wanita yang ingin tampil ala lelaki, istri bekerja suami jaga anak di rumah, generasi muda yang semakin doyan dengan gaya binatang, meniru berbagai gaya yang dimiliki oleh binatang, mulai dari penampakan luar sampai kepada tindakan sosialnya, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Bukankah hidup ini hanya singkat dan akan berakhir, esok atau lusa, cepat ataupun lambat? mengapa sebagian manusia tidak dapat merenungi setiap jengkal perjalanan hidupnya, memikirkan apa dan mengapa ia mesti hidup di muka bumi ini, memaknai eksistensinya dan esensi penciptaanya di alam kehidupan ini? mengapa sebagian manusia terbuai oleh semerbak kehidupan ini yang tak pernah mampu memberi kepuasan kepadanya? 

Mari kita renungkan dan maknai perjalanan hidup kita, selagi masih ada waktu dan kesempatan. Tidak ada kata terlambat, manakala kita mau untuk berbuat. Mari menjadikan setiap sisi-sisi kehidupan ini menjadi lebih bermakna dan berkualitas. sehingga terlahir manusia-manusia yang sebenar-benarnya manusia, sukses di hari ini dan berjaya di hari esok.  

[+/-] Selengkapnya...

Pengikut

  © Blogger templates Editor template by Editor 2008

Back to TOP